IKHlLAS ( MELEPAS )

Pembicaraan ini mengalir begitu saja saat dengan tidak sengaja dia membuka diri, sejak peristiwa itu memang aku sendiri tidak mengerti mengapa harus menjaga jarak. Aku bisa memahami bahwa dia lebih mementingkan atasan yang memperhatikan daripada rekan kerja. Memang harus terima kenyataan pahit ini demi ambisi kekuasaan atau tepatnya citra diri seorang yang ingin mendapatkan tahta. Ibarat raja,apalah diri ini yang hanya pasukan tanpa militan bahkan suatu kali terlihat ingin berontak. Begitulah yang terjadi.

Aku terluka,aku dalam perasaan yang terkalahkan,tidak dianggap,aku diberikan mahkota kecil itu hanyalah untuk simbol hiasan belaka,yang dibalik itu aku diwajibkan bisa melakukan segenap tugas dan tanggung jawab yang tidak seimbang dengannya. Aku mungkin bukanlah seorang yang bisa bersikap "ngemong" karena aku berfikir aku tidak lebih tua mengapa aku harus ngemong sampai suatu ketika ada pihak ketiga yang bermain culas dalam situasi polemik ini,yah...dia pemain politik tingkat tinggi, yang sengaja memanfaatkan memancing ikan di air keruh. Konyolnya aku terpancing, dan pada akhirnya aku terluka sendiri menyadari kebodohan ini.

Aku pernah mengatakan berhati-hatilah dengan teman dekatmu, karena bisa jadi dialah musuh sejatimu. Bertahun silam memang sejatinya lingkungan ini tak pernah mengalami kemajuan,dari lokasi yang kurang strategis, dan input yang seadanya akan menjadikan sulit berkembang. Terlebih sistem yang berbau didalamnya juga akan berjalan seperti turun temurun. Pernah suatu ketika seorang mengibaratkan ditempat itu adalah kolam, yang akan mendapatkan ikan besar sudah ditentukan dia akan mendapatkan ikan besar terus, dan yang jatah mendapatkan ikan kecil adalah ikan kecil terus. Aku tidak pernah berfikir materi maupun kekuasaan, namun memang jelas sekali jika keberadaan kia berada didalam ring 1, tentunya sedikit banyak akan bisa mewarnai kebijakan yang diambil oleh top  manager.

Kita adalah sebuah tim yang diwarnai sistem yang sama dengan level paling atas, dan aku pernah berfikir disini aku tidak akan berubah, tapi aku hanyalah orang yang katakanlah terbuang, itu tidak bisa terhindarkan, label orang seperti itu terus menggerogoti semangatku hingga bertahun lamanya aku bisa menghilangkan semua dari ingatan. Tim yang solid saat memiliki seniro yang dengan mampu menjadi teman seperjuangan. Tapi kita adalah tim kecil yang tanpa dukungan top leader tak akan menjadi apa-apa,bahkan suatu masa tertentu bisa terpojokkan .

Walau semua ternyata tidak seberapa dibandingkan leader yang memporak-porandakan semuanya, aku terluka dengan suatu keadaan yang tidak bisa kuhindari, walau semuanya memang seakan telah terencana hanya saja aku tidak tahu, aku menjadi ingat dengan kalimat dia .

"ternyata nggak enak,bikin tidak tenang setiap kali disinggung permasalahan yang belum terjadi ?" Jadi ingat waktu itu kamu dibegitukan,kini aku sendiri yang merasa dibegitukan..

Aku mencoba memberi warna bagi diriku sendiri, menjadi diatas rata-rata,menajdi yang berbeda, semua karena kenyataan yang pahit antara perbedaan yang nyata antara idealita dan realita. Bahkan pada suatu ketika seseorang ahli IT dan Tim Pengembang Teknologi Pembelajaran sendiripun paham profesi ideal. Kami adalah orangtua kedua bagi anak-anak,tempat sharing curhat,mendampingi mereka. Namun kennyataan dilapangan kami adalah polisi sekolah , menjadi tempat pengalihan anak-anak yang bermasalah untuk dibina. Tugas teramat berat adalah merubah mindset itu, bukan perkara mudah bahkan bertahun lamanya semua tetap sama. Selama top leader tak bisa memposisikan keberadan kami,dipastikan posisi kita tak akan berubah.

Perubahan mindaet didukung oleh kebujakan dari atas yang ada payungnya, sampai detik inipun tak ada kebijakan yang bisa melindungi bahkan menjadikan kami sebagai pos yang berharga.Bahkan yang terjadi justru tenaga kita diberdayakan seakan kita ini penganggurantanpa kesibukan. Pernah suatu ketika aku berteriak "kami bukan polisi sekolah,tapi apa rohnya BK bukan seperti itu dan aku tahu dengan pasti sebagian mereka mencibir dalam hati". Peraturan dalam level atas pun jka tidak dipahami juga menjadian, tidak adanya perubahan.

"Di dunia ini ada yang kaya ada yang miskin semua adalah pengibaratan tugas kita menjadikan kaya. Kapan ada kesempatan  menduduki posisi yang memiliki kewenangan merubah mindset yaaa.... Sebuah kesempatan yang tidak bisa diprediski ,kecuali assesment memberikan kesempatan dan peluang dalam azaz terencana ,kebebasan,dan juga transparan,namun sepertinya justru yang tersaji sebaliknya.

Empat tahun aku sudah mengikhlaskan peristiwa itu,menerima dan kemudian menjalaninya,dengan menghibur diri sekaligus kegiatan penyeimbang mencari ilmu dilakukan dengan aneka kegiatan yang positif, sekaligus dalam pengembangan diri. Memacu diri menjadi lebih baik lagi.menyusun kegiatan bersama.

Aku tidak membenci setelah puluhan tahun bersama, setidaknya aku mengenal dengan lebih baik,bahkan terkadang aku terdiam manakala beberapa rekan menyimpulkan dia tidak dewasa, masih kekanak-kanakan,sesnsitif. Pola berfikir yang sulit diubah dan sedikit ngeyel, hampir tidak pernah mau menuruti masukan orang. Waktu dan peristiwa telah menguji kita, pernah kita saling berlomba dalam kemajuan, pernah kita, pernah tersenyum bersama,menangis bersama,walau akhir cerita menangis sendiri.

( Tulisan ini adalah ekspresi sedikit kecewa,ketika mapel  lagi2 dianggap sebagai pelengkap dalam sebuah sistem.KIta sekali  lagi mengalah dibelakang dan menunggu tiba giliran...entah sampai kapan?  Meski jelas pengetahuan abru yang berharga walau tidak secara langsung bisa diterapkan atas ilmu pengenalan. Segala sesuatu tidak harus dihargai selembar buktiada, toh itu nilainya juga tidak seberapa...