Catatan akhir Buku Pertama
Memang usiaku sudah cukup matang untuk memasuki usia pernikahan, dan sampai saat ini aku belum merasakan orang yang pas untuk saya. Benarkah demikian?yah..gimana lagi aku belum sreg dengannya. Sebenarnya ada beberapa yang dekat denganku bahkan kita sudah mencoba jalan bersama untuk beberapa bulan, namun selama itu pula aku tak lagi menemukan kecocokan,bukannya aku pilih-pilih namun sulit rasanyaaku harus menjalin hubungan dengan seseorang yang tak lagi sama .Dan akhirnya segalanya berakhir terkadang aku juga pernah bertemu dengan seseorang yang dikenalkan teman namun hanya dalam pertemuan 1x saja aku sudah tak lagi merasa sreg ,yang aku utamakan adalah bicara yang nyambung itu saja. Sebenarnya aku lelah dengan semua ini, namun aku merasa memang inilah jalanku, pencarian yang belum berakhir. Tepatnya 3 bulan lalu salah seorang teman kuliahku mengenalkanku pada seorang pria. Aji itulah namanya, apa yang membuatku jadi penasaran adalah sikap cueknya.
Aku yang biasa menyelami dan mudah akrab dengan orang bahkan sampai akhirnya orang itu merasa dekat dan terbuka sama denganku itu mebuatku merasa senang dan "berhasil".Namun kali ini cowok itu berkarakter unik, dia punya jiwa yang sangat tertutup, dia merasa diinterogasi kalau aku menanyakan ini itu,namun disi lakin dia akan menceritakan dirinya sendiri tanpa aku minta, Aneh bukan?Itulah keunikannya. Aku merasa mendapat petualangan batu yang sulut kuungkapkan dan disinilah tantangan, namun diusia sekarang ini apakah itu masih relevan? Mendapatkan lelaki yang menantang? Apakah cara berfikir seperti itu lebih cocok dimasa lalu, saat masih muda belia. Sekarang paakah tidak terlambat, diusia yang matang ini bukankah lebih baik mecari lelaki yang siap membina hubungan ke jenjang pernikahan?? Pertanyaan itu selalu bermain dikepalaku,tapi disinilah manariknya meski untuk menghadapi situasi ini sangat dibutuhkan energi yang luar biasa. Sebenarnya semua bisa dijembatani oleh komunikasi, namun kesibukan masing masing komunikasi itu masih kurang afdol tanpa ketemu langsung tanpa sharing face to face, semua terasa lain hasilnya dibanding kalau kita tahu betul.
Aku yang biasa menyelami dan mudah akrab dengan orang bahkan sampai akhirnya orang itu merasa dekat dan terbuka sama denganku itu mebuatku merasa senang dan "berhasil".Namun kali ini cowok itu berkarakter unik, dia punya jiwa yang sangat tertutup, dia merasa diinterogasi kalau aku menanyakan ini itu,namun disi lakin dia akan menceritakan dirinya sendiri tanpa aku minta, Aneh bukan?Itulah keunikannya. Aku merasa mendapat petualangan batu yang sulut kuungkapkan dan disinilah tantangan, namun diusia sekarang ini apakah itu masih relevan? Mendapatkan lelaki yang menantang? Apakah cara berfikir seperti itu lebih cocok dimasa lalu, saat masih muda belia. Sekarang paakah tidak terlambat, diusia yang matang ini bukankah lebih baik mecari lelaki yang siap membina hubungan ke jenjang pernikahan?? Pertanyaan itu selalu bermain dikepalaku,tapi disinilah manariknya meski untuk menghadapi situasi ini sangat dibutuhkan energi yang luar biasa. Sebenarnya semua bisa dijembatani oleh komunikasi, namun kesibukan masing masing komunikasi itu masih kurang afdol tanpa ketemu langsung tanpa sharing face to face, semua terasa lain hasilnya dibanding kalau kita tahu betul.
Akhir-akhir ini aku sering browsing diinternet, memang aku sempat curhat pada temanku seberapa afdol sebuah rasi bitang bisa mengungkap karakter orang, dan dari dua orang temanku sangat berbeda satu orang menjalawab " Rin, hari gini kamu percaya ramalan bintang?"tahyul itu..emang mau jadi dukun? Bukan maksudku seperti itu aku hanya ingin mengenal dan memahami dia karena aku harus tahu kelanjutan hubungan ini. Tapi disisi lain ada satu temanku dan dia juga seorang ilmuwan sosial aku yakin sudut pandangnya juga lebih luas " rasi bintang itu tergantung kepercayaan kita, seberapa besar kita percaya sebesar itu piula tingkat akurasinya?.
Demikianlah bagi aku pribadi aku tak terlalu percaya hanya aku memang harus kerja keras mengenal dia dari sudut pandang apapun. Beginilah apa yang kubaca hari ini " Tipe laki-laki yang moody banget bahkan bisa disebut berwajah dua, karena hari ini periang,besoknya jika moodnya jelek, mereka bisatiba-tiba menjadi orang yang ngeBete-in sedunia. Pada umumnya orang ini cerdas, ringan tangan,selalu punya gagasan, tapi sulit mengambil keputusan, tidak menyukai sebuah rutinitas, mudah bosan dan selalu mencoba hal baru, sangat senang selalu jadi yang pertama yang mencoba hal baru.
Demikianlah bagi aku pribadi aku tak terlalu percaya hanya aku memang harus kerja keras mengenal dia dari sudut pandang apapun. Beginilah apa yang kubaca hari ini " Tipe laki-laki yang moody banget bahkan bisa disebut berwajah dua, karena hari ini periang,besoknya jika moodnya jelek, mereka bisatiba-tiba menjadi orang yang ngeBete-in sedunia. Pada umumnya orang ini cerdas, ringan tangan,selalu punya gagasan, tapi sulit mengambil keputusan, tidak menyukai sebuah rutinitas, mudah bosan dan selalu mencoba hal baru, sangat senang selalu jadi yang pertama yang mencoba hal baru.
Itu belum lengkap masih banyak hal lain yang bisa aku pahami tentang sebuah karakter, Ikutilah pola pikirnya ,perubahan sikap adalah kunci memenangkan hatinya. Dan dia akan menggunakan kemampuannya berkomunikasi untuk merayuu,dia akan selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar selama dirimu bisa menimbulkan keingintahuan dihati.Dia akan mencari sesuatu yang baru, termasuk pasangan yang pandai, bisa diajak bertukar pikiran, humoris adalah pasangan yang tepat baginya.
Sebenarnya aku tidak terlalu percaya karena satu-satunya kita bisa mengenal orang adalah dengan bersama dia senantiasa berinteraksi face to face, namun sekali lagi,aku juga berfikir lelaki itu cuek bukan main. Jarang banget dia menelpon , munkin dulu diawal itupun hanya sekali dua kali, bisa saja memang itu sebuah taktik untuk bisa mencapai tujuannya dengan. Aku ingat betul pertama aku dikenalkan dengannya aku tidak terlalu meresponnya. Bahkan aku males menanggapi tiap kali dia sms, kupikir cowok aneh pikirannya ngelantur gak bisa fokus. malas kupikir habiskan waktu saja, sampai pada akhirnya aku ditanting teman"Rin, gimana perkembanganmu dengan Arya?dah jadian belum. Aku jawab belum, orangnya cuek males habiskan waktu masak aku cewek yang harus aktif. Temenku langsung menjawab "oke, jadi aku kasihkan si Dea. Aku hanya terdiam sekilas,namun malam itu aku mencoba memberanikan diri dengan membuka komunikasi dan tanpa terasa ada sesuatu yang membuatku bisa leluasa, tanpa terasa malam itu dan malam selanjutnya aku mulai bisa memasuki alam pikiranya.Akhirnya aku jadi tidak bisa lagi tanpa dia, lelaki ini memberiku sebuah tantangan baru, dan aku tidak apakah ini sebuah hal baru dimasa lalu yang terjadi denganku?..bersambung.....
Komentar
Posting Komentar