APA YANG ANAK-ANAK INGIN ORANGTUA TAHU

                                  APA YANG ANAK-ANAK INGIN ORANGTUA TAHU
                                                       Oleh:Rita Tiaswari S.Pd


     Ajari aku untuk mencintai dan menyayangi diri sendiri Lewat keteladananmu yang positif Aku akan belajar dari semua tindakanmu Dan tumbuh dengan memiliki perhatian yang baik Perhatikan selalu, Bergembiralah atas kehadiranku, Aku akan tumbuh dengan mengetahui bahwa aku istimewa, ............................(Diana Loomans dan Julia Godoy)

      Kata- kata bijak itu sangat sesuai untuk melukiskan keadaan anak yang selama ini mendapatkan julukan”trouble marker”di sekolah maupun dirumah. Karakter anak-anak demikian biasanya disekolah maupun dirumah dicap atau mendapat label ”anak bandel”karena kelakuan mereka yang suka membikin ramai dikelas maupun dirumah,selalu usil terhadap teman,suka berkelahi,berkata-kata kasar,tidak punya sikap unggah-ungguh,melalaikan tugas dan kewajibanya, dan dirumahpun suka enaknya sendiri alias semau gue.Tapi pernahkah orangtua melihat dari sudut pandang anak-anak yang disebut ”trouble marker”anak-anak tersebut biasanya berlatar belakang keluarga yang tidak harmonis karena perceraian,atau bahkan cara mendidik orang tua yang kurang bisa memahami karakteristik anak.Anak yang terbiasa diberi cap sebagai anak bandel anak nakal,secara otomatis akan merasa keberadaanya seolah tak dihargai lagi sehingga mereka berbuat dan bertindak seenaknya sendiri.
      Pada masa remaja anak belajar mencari identitas dirinya,siapa mereka,dalam masa pencarian ini terkadang mereka salah jalan karena terpengaruh dengan teman sebaya,pada masa remaja pengaruh teman sebaya sangat luar biasa sekali melebihi pengaruh dari oang yang mendidik mereka orangtua mauun guru disekolah.Contohnya,ketika anak kebetulan memiliki teman yang suka hura-hura,nongkrong dipinggir jalan ada kecenderungan seorang remaja pasti akan menirunya, anak yang punya teman suka merokok otomatis dia akan terpengaruh merokok,karena ingin mencoba sekaligus meniru temannya tersebut
    .Oleh karena itu ketepatan dalam memilih teman bergaul sangat besar peranannya dalam pembentukan pola kepribadian remaja jadi dengan mereka memilih teman yang baik akan berpengaruh dalam dirinya.Begitu juga sebaliknya apabila punya teman yang rajin,punya berbagai aktifitas postif disekolah dengan ikut berbagai kegiatan ekstra maupun aktif dalam kegiatan dirumah ikut karang taruna,kelompok remaja masjid dan sebagainya maka anak akan terpengaruh dengan teman sebayanya pula. Sebuah kisah seorang Surya”Emang gue pikirin”,suka-suka gue,cuek is the best…itulah prinsip dalam hidupnya.
     Namanya Surya,teman-teman kadang memanggilnya “Geng”dia memang berontak pada kenyataan hidup yang tengah dia alami.Dia kesal pada kehidupannya.Bagaimana tidak,suasana rumahya seakan bagai neraka dunia,sungguh dia benar-benar-benar tidak betah.Dia dilahirkan dari keluarga yang bisa dikatakan miskin,dia tinggal dengan ibunya yang harus bekerja keras membanting tulang untuk menghidupi Surya dan adik-adiknya yang masih kecil.Dia sangat kecewa dengan ayahnya yang telah meninggalkan ibunya dengan pendertaan,karena telah menikah lagi. Penderitaan ini serasa menyesakkan dada,ketika merasa sangat kekurangan uang saku pas-pasan.Padahal surya ingin seperti temannya yang sehari memiliki uang saku Rp.5000,00 mereka juga membawa handphone.Yah….Handphone barang idaman surya ,sampai kaan surya bisa memilikinya.Surya memang kadang malas sekolah,ketika aku memiliki keinginan membeli barang-barang yang dimiliki temannya,akan tetapi dia menyadari satu-satunya yang mencari nafkah di keluarganya hanyalah ibunya,sedang penghasilan ibunya sebagai penjual warung kelontong tak seberapa. Sudah 3 hari ini dia malas sekolah,sebenarnya setiap pagi dia berseragam rapi,tak lupa ibu memberinya uang 1000,00 rupiah.Dan ketika diujung desa dia melihat Fredi sudah menunggunya diujung jalan dengan motor kerennya,Revo.“Surya,ikut aku yuk?”kujawab ”Kemana,bentar lagi bel masuk?.dengan santainya Fredi menjawab”Akh,..santai aja pokoknya ikut ndak?” Dengan ragu-ragu akhirnya “Oke deh”.
     Sebenarnya sekolah telah melarang siswanya mengendarai motor tapi ternyata teman-temannya yang punya motor pasti selalu menitipkan di sebuah rumah tak jauh dari sekolah. Lain lagi kisah seorang Rudi dia kerapkali tidak masuk dikelas,setiapkali dimintai keterangan kenapa tidak masuk dijawab hanya males sambi tersenyum.Tenyata Rudi adalah anak dari keluarga yang tidak harmonis dia hidup hanya tinggal dengan ayahnya semenjak usia 5tahun,saat itu ibunya pergi merantau jadi TKI dimalaysia sampai sekarang belum ada kabar sama sekali,tentunya kenyataan ini membuatku bertanya lalu dimanakah dia merasakan kehangatan keluarga? Cerita yang tak kalah menarik lagi tentang Rendra,pada awalnya dia adalah seorang murid yang pendiam tidak banyak bicara namun ternyata akhir-akhir ini setelah menunjukkan gejala perubahan,memang masih rajin kesekolah seperti biasanya namun sekarang sudah kedapatan merokok,apalagi semenjak dia memiliki sepeda motor baru dia suka nongkrong dipinggir jalan bersama-sama dengan teman-temanya,dari segi administrasi sekolah Rendra ternyata sudah menunggak beberapa bulan.Dari rendra diperoleh keterangan kalau Rendra berasal dari keluarga yang cukup mampu namun kedua orangtuanya terlampau sibuk dengan pekerjaannya ibunya bekerja dikantor dan pulang ketika sudah petang sedangkan ayahnya bekerja disebuah perusahaan BUMN sambil memiliki bisnis sehingga pulang larut malam.Rendra merasa kesepian karena hanya 2 bersaudara dan kakaknya perempuan juga jarang sekali bicara denganya karena dia sibuk beraktifitas dikampus dengan temn-temanya,karakter Rendra yang pasif ini seharusnya direspon orangtua dengan selalu aktif menanyakan kegiatanya hari ini sehingga tidak membuat Rendra kesepihan,merasa tidak punya teman berbagi dikeluarganya. Karena rasa kesepian itu pula akhirnya Rendra memasuki komunitas anak muda jaman sekarang dia tergabung dalam sebuah gang ”MXR”.Rendra merasa bahagia berada disana,dia menemukan keceriaan,suasana keakraban yang tak pernah dijumpainya dirumah.Dengan situasi Rendra dapat disimpulkan bahwa memang orangtua yang sangat sibuk dengan pekerjaanya itu harus bisa memenej waktu antara pekerjaan dan waktu keluarga meskipun orangtua dalam hal finansial kaitannya dengan kebutuhan hidup tidak lagi masalah namun anak masih membutuhkan curahan perhatian,kasih sayang. Apa yang dialami Riana lain lagi,sebenarnya dia berasal dari keluarga baik-baik ibunya adalah seorang pedagang dipasar dan ayahnya seorang buruh pabrik dengan cara kerja model shif-shif.Ayahnya memiliki temperamen yang emosional,bahkan tak jarang Riana pernah melihat sendiri ibunya dikasari ayahnya,ketika terjadi keributan.Riana menjadi takut,ayahnya yang kejam tak segan-segan memukul ibunya menjadikan Riana mengalami kebencian pada figur ayahnya,dan bersamaan dengan itu Riana yang menginjak remaja dengan pebampilan yang cukup menawan ini membuat seorang Redi jatuh cinta,gayungpun bersambut kedua anak remaja yang sedang kasmaran ini sungguh ekspresif dalam mengungkapkan kisah asmara mereka.Meskipun mereka berhubungan secara diam-diam karena Riana sangat takut dengan ayahnya yang suka marah-marah, pada akhirnya keduanya menjalankan hubungan secara sembunyi-sembunyi (backstreet).Dan pucuk dicinta ulampun tiba latar belakang keluarga Redi yang brokenhome sehingga dia lebih memilih tinggal dirumah kakek-neneknya yang sudah tua.Situasi rumah yang sepi inilah membuat kedua insan remaja yang kasmaran ini memadu kasih,dan mereka sudah terlampau jauh dalam berpacaran,seorang Riana yang kehilangan figur ayah yang didamba kini menemukan sosok lelaki dalam diri Redi yang lembut,penyayang tak pernah memarahinya.Begitupula seorang Redi yang jiwanya kering dari kasih sayang merasa telah menemukan cinta kasih sayang pada Riana.Salah siapakah ini? Keduanya adalah pasangan remaja yang bisa saja terjadi dalam lingkungan kita,keduanya adalah kisah remaja yang terlewatkan dari perhatian orangtua.Zaman sudah berubah kelakuan remaja saat ini terlalu permisif begitupula dalam hubungan berpacaran,dalam kondisi demikian orangtua bisa memantau mereka,seperti halnya sebuah layang-layang mereka harus ditarik ukur agar selalu pada jalurnya. Keluarga juga berperan dalam proses sosialisasi hal ini dikarenakan keluarga merupakan kelompok kecil dimana anggota-anggotanya berinteraksi secara face to face secara tetap.Keberadaan anak memberikan motivasi yang sangat kuat untuk mendidik karena anak adalah buah cinta kasih sayang antara suami istri,sehingga dalam hal ini keberadaan orang tua memainkan peranan yang sangat penting terhadap proses sosialisasi anak.
     Dalam kehidupan keluarga kebutuhan afeksi antara anggota keluarganya sangat penting peranannya,apabila kebutuhan afeksi berupa cinta dan kasih sayang ini dirasakan oleh semua anggota keluarga maka anggota keluarga akan merasakan kesenangan,kegembiraaan dan ketentraman sehingga akan merasa kerasan tinggal dirumah, demikian halnya sebaliknya apabila cinta dan kasih sayang tidak dirasakan oleh semua anggota keluarga maka mereka akan mencari kasih sayang diluar.Pada zaman sekarang ini memang kebutuhan afeksi yang lain berupa rekreasi bisa didapatkan diluar seperti gedung bioskop,taman-taman rekreasi,mall,warnet,cafe tempat seperti itu bagi remaja sangat menarik karena mereka rasa ingin tahunya sangat besar.Oleh karena itu sekarang ini keluarga (orangtua) tetap mengawasi para anggota keluarganya dalam memilih dan menentukan jenis hiburan yang dipilihnya sehingga tidak berakibat buruk bagi masa depan mereka.
 Ada beberapa faktor yang yang harus dipahami orangtua, berkaitan dengan yang diinginkan anak untuk mewujudkan keluarga bahagia :
 1. Perhatian,perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati menaruh hati pada seluruh anggota keluarga adalah dasar pokok hubungan baik antara anggota keluarga lebih jauh orangtua harus mengarahkan perhatiannya untuk mencari yang lebih mendalam sebab dan sumber permasalahan yang terjadi dalam keluarga.
 2. Menambah wawasan baru,dalam keluarga orangtua harus senantiasa menambah wawasan tanpa henti-hentinya karena zaman sekarang ini segala sesuatu cepat berubah,dari luar rumah mereka harus dapat menarik/mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada sehingga dapat terhindar dari kejadian yang tidak disangka,karena kelalaian orangtua.
 3. Pengenalan diri,dalam hal ini juga pengenalan diri orangtua itu sendiri,anak-anak bisa memulai pengenalan diri melalui bimbingan dari orangtua sebelum mengenal lingkungannya yang lebih luas,dengan pengenalan diri yang baik akan memupuk pengertian diantara anggota keluarga.
4. Pengertian,apabila telah pengenalan diri maka akan lebih mudah menyikapi kejadian yang terjadi dalam keluarga,masalah akan lebih mudah teratasi apabila latar belakang kejadian dapat cepat terungkap.
 5. Sikap menerima,sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap pengertian.Setiap anggota keluarga harus yakin keberadaan dirinya sungguh diterima ,berhak atas kasih sayang orangtua,dan anak juga menunaikan tugas dan kewajiban sebagai anak terhadap orangtua.
6. Peningkatan usaha, peningkatan usaha ini pelu dilakukan dengan mengembangkan setiap aspek dari anggotanya secara optimal,hal ini diperlukan agar tidak terjadi keadaan yang statis dan membosankan.
 7. Penyesuaian,penyesuaian harus mengikuti setiap perubahan baik dari orangtua maupun lingkungan sekitar,penyesuaian ini meliputi penyesuaian terhadap perubahan diri sendiri,perubahan diri anggota keluarga lainnya serta perubahan yang terjadi diluar keluarga.

Komentar

Postingan Populer